Pria di balik
kaca
Aku
tak tau dari mana aku harus bercerita karena semua begitu cepat. Ketika pertama
aku melihatnya dia mengingatkanku dengan seseorang, aku tak tau siapa dia dan
seperti apa mukanya tapi yang jelas dia sangat mirip. Karena jika aku melihatnya
aku tepat berada di belakangnya tanpa tau wajahnya .
Mungkin
ini yang kedua, ya ! ini memang yang kedua aku melihatnya dan tepat berada di
sisiku. Tuhan aku melihatnya ketika dia melihatku aku merunduk dan aku
melihatnya lagi Tuhan . Tak sadar aku melihatnya berulang kali karena aku tak
puas melihat wajahnya,dia menatapku aneh. Walaupun aku melihat wajahnya sekilas
tapi aku tetap tak tau pasti sedetail apakah dia.
Beberapa
hari kemudian aku bertemu denganya,dalam hati aku ingin melihat wajahnya namun
aku selalu tak bisa entah kenapa mungkin ada perasaan yang berbeda apa mungkin
aku “mengaguminya”. Entah apa yang membuatnya special tapi aku selalu menanti
kedatangannya untuk bertemu kembali walaupun kami tak saling kenal.
Semakin
ke sini semakin aku sering melihatnya namun tetap sama aku melihatnya hanya
dari belakang,kenapa si harus dari belakang ? sedangkan aku berharap kita bisa
saling berpapasan. Aku tak bisa menyimpan perasaan ini sendiri kemudian aku
bercerita kepada temanku, namanya Ifa setelah beberapa menit aku ngobrol cerita
ngalor ngidul dengan si Ifa ternyata Ifa tau tentang si dia. Jadi sekarang aku
cukup tau tenatangnya walaupun tidak banyak.
Ketika
aku duduk di ruangan kerjaku aku melihatnya di balik kaca agak jauh dan itupun
beda ruangan jadi tidak jelas, ketika aku keluar ruangan aku melihatnya dia
sedang sibuk dengan kerjaannya, aku melihatnya di balik kaca dan dia tak sadar
jika ada orang yang mengaguminya sedang meliihatnya.
Esoknya
aku berbincang dengan ifa dan aku menanyakan sosmednya tak lama ada dua cewek
yang lewat di depanku dan Ifa ,salah satunya teman ifa dulu ,kemudian Ifa
bertanya dan akhirnya kita tau dari mbak-mbak temen si Ifa dan dia bilang namanya ‘’Guguh’’. Bisa
dibilang hatiku senang setelah mengetahui sedikit tentangnya,esoknya aku cari
tau di instagram setelah aku shere aku tidak menemukannya aku cari jalan lain
yaitu dari facebook dan akhirnya menemukannya. Setelah aku telusuri orangnya
seperti belum dewasa alias masih seperti anak remaja beda sekali dengan badannya
yang besar.
Ketika
aku follow salah satu akun sosmednya dia langsung aktif bahkan dia langsung
kirim DM, awalnya aku kaget setelah beberapa hari yang lalu aku kirim salam
melalui Ifa dia tak menghiraukan aku sama sekali. Setelah kita ngobrol di chat
dan akhirnya aku jujur kalau aku temennya Ifa dan dia no comment seperti tidak
ingin menngenalku,bahkan aku kirim salam lagi responnya pun masih sama.
Dua
temanku namanya Ima dan Anif kebetulan ia ditugaskan untuk membantu si Guguh
orang yang aku kagumi itu. Kata ke-dua temanku Teguh orangnya emang
cuek,judes,tidak ramah dan juga tidak sopan, aku pikir-pikir lagi untuk suka
mengaguminya. Di hati bilang ia tapi di mulutku bilang tidak.
Lama-lama
rasa ingin tau ini berkurang entah gara-gara apa mungkin dianya yang terlalu
tertutup padahal aku juga hanya mengagumi biasa tidak lebih. Ada kabar bahwa
kontrak dia di perusahaaan akan segera selesai hatiku rasanya tak ingin, aku
takut tidak bisa melihatnya lagi dan mungkin aku juga gampang merindu gara-gara
tidak bisa bertemu dengannya. Aku hanya bisa melihat dia dari sosmednya toh itu
pun kalau ia sedang aktif.
Ya
Tuhan aku sempat heran kenapa aku bisa suka padannya padahal dia tidak ada
istimewanya menurutku tetapi kenapa aku bisa mengaguminya dan bahkan ada yang
lebih dari dia dan kenapa aku bisa melihatnya sejeli itu dan penasaran itu. Dan
aku selalu berdoa pada Tuhan agar aku bisa di pertemukan dengan orang yang
cocok denganku dan bisa melengkapi segala kekuranganku.
Bisa
jadi yang aku ceritakan selama ini hanya sebatas mengagumi tanpa ditanggapi
,sedih si kalau diinget-inget. Tapi ini aku jadikan sebagai pengalamanku mengenal
cowok itu kayak apa dan pesanku buat kalian semoga kalian lebih selektif ya
memilih cowok jangan pandang fisiknya saja tapi hatinya juga. Karena dari
perilaku dan hati kita akan timbul cinta yang tulus. Bersambung...
Komentar
Posting Komentar